PENANGKAP MIMPI (1)



"Ceritakan padaku tentang mimpi."

Setiap orang bertanya tentang mimpi, aku selalu bercerita tentangmu. Si penangkap mimpi yang kerap menangkap setiap mimpi-mimpiku dan menghabiskan sisa waktu tidurku untuk bergurau sambil bersandar di dadamu yang kamu pinjamkan semalaman. Si penangkap mimpi yang selalu hadir menemani malam panjangku dan seketika merubahnya menjadi begitu singkat namun begitu melekat. Si penangkap mimpi yang selalu berhasil membuatku menyunggingkan senyum simpul dan tanpa disadari berbisik, "aku sayang kamu".

Aku mencintai caramu menangkap setiap mimpi yang kuutarakan ataupun yang masih terkunci dibenak. Aku menyukai caramu membuatku marah dan menangis karena kesal tidak mampu menang. Aku mencintai setiap sentuhanmu ketika kita saling memeluk, menempel, mendesah hinga berpeluh keringat bersama hingga menghela nafas panjang. Aku mencintai kamu dengan seluruh ketidak mampuanku untuk selalu menjagamu hingga kamu lumpuh dan tak lagi mampu mengunyah masakan yang kusiapkan untukmu setiap harinya.

Setiap kamu melangkahkan kaki keluar pintu itu, aku selalu bertanya akankah kamu kembali hanya untuk sekedar mampir dan menangkap mimpiku esok malam. Ataukah besok pagi aku harus kembali mengumpulkan mimpi-mimpi dan menyadari bahwa tentang penangkap mimpi hanyalah bualan dan khayalanku tentang bahagia. Setiap aku melihat punggungmu melangkah jauh dan menghilang dari pandanganku, aku selalu bertanya pada logika, adakah hati akan berhenti berharap tentang tertawa bersamamu suatu hari nanti.

Ya, suatu hari nanti. Suatu hari, akan habis waktuku menemanimu menangkap mimpi-mimpiku yang tergantikan oleh cerita baru dari pemimpi lainnya. Suatu hari, aku akan kembali malas mengangkat pantat untuk beranjak dan bergegas dan menikmati sekumpulan asap di depan layar hingga pulas tertidur, tersungkur dan berliur. Suatu hari nanti kamu mungkin akan pulang kerumah dan lupa kembali untuk pulang kehatiku hanya untuk mencari mimpiku. Namun, aku memilih untuk tetap bermimpi. Bermimpi segalanya akan berakhir biasa saja pada waktunya. Aku tidak mengingini akhir yamg indah. Aku hanya ingin semua seperti sedia kala. Biasa saja. Tanpa kamu, tanpa si penangkap mimpi.

Sejenak berhenti pikirkan apa yang belum terjadi. Sekedar berada disampingmu dan tidak melakukan apa-apa sudah mampu membuatku merasa aman dan terjaga. Aku menikmati setiap detik keberadaanku bersama setiap celotehanmu, emosimu bahkan kebohonganmu. Aku tidak perduli, yang aku tau, aku menikmati caramu menyayangiku seperti apapun wujudnya.

Terima kasih sudah menjadi penangkap mimpi terbaik yang pernah menemaniku. Terima kasih telah membuat cerita baru dihariku yang terkadang kosong. Terima kasih sudah menjadi segalanya dalam waktu yang begitu singkat. Terima kasih untuk sejenak meredam ambisiku untuk mencapai sesusatu. Terima kasih, si penangkap mimpi. Selamat tidur. Sekarang waktumu bermimpi dan berhenti menangkap mimpi.

Comments

Popular Posts