ORION (part 1)

Source: Rociel



Rigel.


Namamu terdengar tak asing ditelingaku. Mungkin ayahmu mengembara bersama kapten Kirk mengarungi galaksi. Mungkin juga ibumu masih berada di Oikumene ketika melahirkanmu. Atau.. Jangan katakan padaku, kalau kau adalah salah satu dari kuda terbaik Sheik Ilderim. Tentu saja, bukan. Kau adalah bintang yang bersinar paling terang dalam gugusan rasi bintang Orion. Salah satu bintang yang termegah diantara ratusan bintang yang terhampar dalam Nebula. Setidaknya, matamu mampu membuatku merasa terbang melintasi Virgo, melewati Cassiopeia dan akhirnya terlelap dalam pelukanmu.


Aku ingin melupakan dunia ketika bersamamu, Lethi

Kau selalu mengutarakan itu setiap senja hendak melahap habis matahari. Seperti kau juga ingin menenggelamkan kepenatan dalam benakmu sejenak. Kau selalu bilang, aku ini adalah sungai Lethe. Sungai dunia bawah yang membatasi dataran Elisian, yang mengalir melalui gua Hypnos. Dimana orang yang meminum air dari sungai tersebut akan lupa dengan masa lalunya. Roh manusia meminum air dari sungai Lethe sebelum akhirnya mereka mampu bereinkarnasi. 



Aku selalu katakan padamu, bahwa aku bukan sungai Lethe untukmu. Aku tak ingin kau sekedar mampir karena ingin melupakan masa lalumu, atau bahkan, terlalu banyak meminum airku hingga akhirnya kau jadi lupa diri. Aku ingin kau tahu kalau aku bersedia menelan habis seluruh masa lalumu mentah-mentah. Aku mau melengkapi kekuranganmu, bukan menghapusnya. Aku akan membantumu memperbaiki, bukan mengganti. Karena nenekku pernah berkata ketika aku bertanya mengapa ibu selalu memaafkanku padahal aku selalu membuatnya kesal, "Adalah tugasmu ketika kau mencintai, untuk menerima segala kekurangan. Memperbaiki dan memaafkan". 



Sayangnya, ibuku, nenekku dan aku adalah wanita. Hatinya terlalu luas sementara pikirannya terlalu sesak. Terkadang otak dikepalaku sejenak memberi waktu jeda untuk berhenti ketika hati sedang meluap-luap. Aku hanya mampu mengikuti dan menuruti egomu yang sebesar vihara lumbung padi yang berada di gunung Gephel, Tibet. Bagiku, otak dan hati seperti orang tua dan anak kecil. Otak yang terkadang memberi ruang pada hati untuk melakukan banyak hal bodoh, agar hati terbiasa belajar dari kesalahannya. Terkadang mengingatkan, namun sekali lagi, hati selalu naif seperti anak berumur 5 tahun. Ia bahkan bisa tertawa dengan orang yang membuatnya tersandung. Terkadang juga mereka sepakat, dan ketika itu terjadi (meskipun jarang), biasanya aku selalu mengucap syukur. Tinggal menunggu semesta mendukung.



Kali ini adalah kali kesekian hatiku meraung seperti anak berumur 5 tahun. Anak yang tergila-gila melintasi galaksi bersamamu. Menemanimu menelan air dari sungai Lethe dan melupakan sejenak masa lalumu seiring langit senja yang berganti gelap. Bagiku gelap malam terasa indah ketika bersamamu. Bersama Rigel-ku. Aku selalu bisa melihatmu ketika langit malam cerah. Biru dan putih yang begitu terang benderang, kata mereka. Aku mampu merasakan lebih dari itu ketika bersamamu. Melintasi Nebula dari tiap penjuru belahan galaksi. Berenang diantara gugusan bintang. Aku seperti Origin yang sengaja diciptakan manusia untuk mengawasi Jupiter agar manusia bisa tinggal disana suatu hari nanti. Mungkin suatu hari juga aku bisa tinggal dan menetap dalam Orion bersamamu. 


.....

Comments

Popular Posts