KALAU NANTI AKU MATI



Kalau nanti aku mati,

Aku ingin kau mengingatku kala hujan berenti pada pukul 16.27 sore hari. Tak berbentuk dan tak lagi dapat kau sentuh, namun kau selalu bisa merasakan indahnya waktumu menjelang tenggelamnya mentari. Ingatlah tentang cerita hujan yang pernah kudongengkan padamu. Tentang Hades, seorang peri dan putri dari Atlas yang membawa hujan ke bumi. Tentang para dewa yang sedang berpesta pada sebuah perjamuan dan menumpahkan anggurnya ke bumi. Atau, tentang bagaimana Zeus mencipta gerimis pada sore hari ketika ia sedang bersyair merayu Metis. Ingatlah petrichor yang menyeruak masuk kedalam kepalamu melalui rongga hidungmu, seperti mesin waktu yang mengembalikan beberapa ingatan yang menyenangkan. Ingatlah bagaimana aku sedang berada dalam perjalanan mengitari semesta, melewati nebula, melihat lebih dekat kumparan gugusan bintang dan tersenyum bahagia.



Kalau nanti aku mati,

Aku akan menjadi pemimpi yang benar-benar tak lagi bermimpi. Mungkin aku akan bertemu dengan kelinci-kelinci kecil penghuni khayalku. Mungkin aku akan melintasi batas nalar dan menyapa Hesperides, peri senja dari barat, lantas berlabuh di Saturanus. Mungkin aku tak akan lagi menulis, karena akan sibuk menghitung sistem galaksi pada semesta yang tak pernah kau tahu. Mungkin aku tak lagi menyapamu, karena aku akan menyibukan diri berpesta bersama Eros sang Cupid. Mendengarkan semalaman ceritanya tentang cinta anak manusia.




Kalau nanti aku mati,

Ingatlah aku ketika kau melihat bunga dandelion. Bunga liar yang turut terbang bebas bersama angin yang membawanya kemanapun ia mau. Bunga yang masih terlihat indah diantara ilalang. Bunga yang selalu bisa tumbuh dimanapun ia terjatuh.




Kalau nanti aku mati,

Sampaikan pada yang sempat luput dari jamahanku, bahwa mereka tak pernah berhenti menggenangi setiap ingatanku. Sampaikan pada tiap sesal yang pernah kukeluhkan padamu, bahwa mereka kemudian selalu menjadi tempatku bersyukur. Sampaikan pada tiap tutur kata yang tak sengaja menjadi timah panas, bahwa aku adalah manusia. 




Kalau nanti aku mati, kecuplah mataku tanpa setetespun air mata. Karena aku tengah berbahagia.

Comments

Popular Posts